Jaksa AS untuk Distrik Timur New York membawa Nicole Daedone dan Rachel Cherwitz ke pengadilan, sebagian berdasarkan buku harian Ayries. Kedua perempuan tersebut, mantan eksekutif senior di perusahaan pendidikan kesehatan seksual OneTaste, telah didakwa melakukan konspirasi untuk melakukan kerja paksa.
Jaksa mengatakan entri dalam buku harian Ellis dengan jelas mencerminkan pemikiran batinnya ketika dia mencoba menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya setelah pengalaman “pemujaan” di OneTaste pada awal tahun 2015.
“Tanpa sensor dan tidak diedit”
Buku harian Iris mengungkap cobaan berat yang dialaminya. Pada tanggal 15 Januari 2015, hanya dua minggu setelah keluar dari kesulitannya, dia mendokumentasikan rincian “tangannya yang gemetar” dan ketidakmampuannya untuk makan tanpa merasa mual.
Namun, legalitas majalah tersebut masih dalam pengawasan. Autymn Blanck, adik Iris, mengaku mentranskripsikan versi tulisan tangan adiknya saat pertama kali merekonstruksi buku harian itu dalam format digital pada 4 Mei 2022.
Versi digital ini disimpan sebagai Google Doc, diedit oleh banyak orang, dan kemudian dibagikan kepada jaksa, yang kemudian menyerahkannya sebagai bukti.
Garis Waktu Terbalik – Mendapatkan Penawaran di Masa Depan?
Terbitan Ellis tahun 2015 menyajikan “Pedoman Pertumbuhan Pasca-Trauma”, mengutip isinya tentang penggunaan trauma sebagai katalis pertumbuhan.
Hanya ada satu masalah: Panduan ini baru diterbitkan pada tanggal 3 Desember 2019—beberapa tahun lebih lambat dari tanggal yang tercatat di jurnal.
Kebingungan garis waktu ini melemahkan keaslian jurnal dan penulisnya.
Selain itu, buku harian yang seharusnya disimpan dengan tangan dari tahun 2015 ini tampaknya agak terlalu mencurigakan untuk dicocokkan dengan peristiwa versi Google File tahun 2022.
Adakah yang tidak punya kemampuan untuk menyusun peristiwa secara kronologis, atau otaknya mengacaukan proses hukum, menelusuri kembali catatan harian agar peristiwa yang terkandung di dalamnya sesuai dengan narasi yang telah direvisi dan dieksekusi?
Departemen Kehakiman menganggap buku harian tulisan tangan itu sebagai bukti penderitaan sebenarnya yang dialami Iris pada tahun 2015. Integritas dan keadilan kasus ini mempunyai implikasi yang serius.
Buku harian Iris awalnya merupakan wadah emosi murni, namun kini telah menjadi totem keraguan.
Dengan kata lain, itu palsu, scam, scam.
Baca ceritanya di The Frank Report.