“Ya,” jawabnya, “Saya takut.” “Apa yang Anda takutkan?” “Aku takut setengah mati,” jawabnya. “Yah, pada akhirnya kita semua akan menghadapi hal ini,” kataku. “Tetapi mengapa kamu takut mati?” “Kurasa sebaiknya aku tidak melakukannya,” jawabnya. “Lagipula, aku sudah punya paspor ke surga.”
“Apa maksudmu?” tanyaku ragu. “Yah, aku menganggapmu sebagai pasporku,” jelasnya. Maksudmu aku – saudaramu, seorang pendeta – sebagai paspormu ke surga? Aku tertawa.
Saya merasa terhibur dengan pernyataan kakak saya bahwa saya adalah paspornya ke surga. Sungguh suatu tanggung jawab yang besar! Dalam arti tertentu, dia benar; saya memang “penjaga saudara laki-laki saya”. Saya harus memastikan dia masuk surga bersama semua orang yang saya cintai dan teman-teman. Hal ini konsisten dengan pesan dasar Tuhan: Kita dipanggil untuk membawa umat-Nya kembali kepada diri-Nya.
Dengan kata lain, saya tidak boleh hanya fokus pada keselamatan saya sendiri. Saya juga perlu memikirkan dan mencoba menyelamatkan orang lain. Kalau tidak, agama yang saya anut hanyalah “saya dan Yesus.” Namun, iman Kristen kita jauh lebih luas; iman ini mencakup tanggung jawab kita bersama untuk kesejahteraan dan keselamatan rohani satu sama lain. Tanggung jawab ini berasal dari kasih mendasar kita terhadap satu sama lain.
Menjelang hari-hari suram di bulan November, dan saat kita merayakan Hari Semua Orang Kudus dan Hari Semua Jiwa, marilah kita menjadi lebih sadar akan tanggung jawab kita untuk menjaga kesejahteraan spiritual satu sama lain. Hendaknya kita ingat bahwa keutamaan cinta, kesalehan, simpati, pelayanan, amal dan kemurahan hati tidak hanya bermanfaat bagi diri kita sendiri tetapi juga bagi orang-orang yang kita sayangi. Kami berdoa agar Yesus memandang kami dengan belas kasihan dan membawa orang-orang yang kami kasihi ke takhta Bapa-Nya.
Pemahaman tentang menjadi “penjaga saudara” ini mengilhami kita untuk menginjili, untuk mewartakan belas kasihan dan kasih Allah melalui Yesus, yang mati karena dosa-dosa kita agar kita dapat diselamatkan. Seruan Bartimeus yang buta dalam Injil hari Minggu ini juga bergema di hati kita. Kita berseru kepada Tuhan bukan hanya untuk keselamatan kita sendiri, tapi untuk semua orang yang membutuhkan keselamatan. Amin.
** **
Pendapat, keyakinan, dan pendapat yang diungkapkan oleh penulis tidak mencerminkan pendapat Asia Magazine, manajemen, dewan redaksi, dan stafnya.
** **