“Perjamuan di atas mezbah tidak akan kosong, dan minyak di atas mezbah tidak akan habis, sampai pada hari Tuhan menurunkan hujan ke bumi.” (1 Raja-raja 17:14) Ungkapan alkitabiah ini selalu membuat saya terpesona. Berasal dari kisah Elia yang bertemu dengan seorang janda di pintu gerbang Sarfat dan meminta air minum darinya. Ketika janda itu hendak mengambil roti, Elia berteriak meminta roti. Jawabnya, “Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, aku tidak memanggang apa pun. Aku hanya punya segenggam tepung dalam buli-buliku dan sedikit minyak di buli-buliku. Aku hanya mengambil beberapa batang untuk diriku sendiri dan anakku. sesuatu; ketika kita memakannya, kita akan mati. Elia kemudian menenangkan ketakutan janda miskin itu dengan meyakinkannya akan kehendak Tuhan, dengan mengatakan bahwa dia dan putra-putranya tidak akan kelaparan agar dia dan putranya bisa makan selama setahun.
Kisah pedih ini memberi kita pelajaran berharga tentang iman. Kita harus memiliki keyakinan penuh pada kehendak Tuhan dan percaya pada kata-kata penyemangat dari orang yang kita kasihi, teman, pemimpin spiritual, dan orang lain. Tuhan akan mencukupi semua kebutuhan kita; kita hanya perlu melepaskan rasa takut dan percaya sepenuhnya kepada-Nya. Dia menggunakan orang lain untuk meredakan ketakutan dan kecemasan kita dan membantu kita berdiri teguh dalam iman kita pada belas kasihan-Nya karena mereka sendiri telah mengalami dan menyaksikannya.
Tuhan kita Yesus selalu mengajarkan kita pentingnya memercayai kehendak Tuhan. Dalam Khotbah di Bukit, ia membagikan pesan ini: “Lihatlah burung-burung di udara; mereka tidak menabur, tidak menuai, dan tidak mengumpulkan makanan di lumbung, namun Bapamu yang di sorga tidak memberi mereka makan :26-27). Dalam Injil hari Minggu ini (Matius 12:38-44), Ia mengajak para murid untuk mengamati janda miskin yang menginvestasikan uang lebih banyak dari semua donatur lainnya. Duo: “Sebab mereka semua mendonasikan sisa hartanya, tetapi dia, kemiskinannya, menyumbangkan semua yang dia miliki, seluruh penghidupannya.
Memercayai kehendak Tuhan tidaklah mudah; ini merupakan tantangan nyata. Namun begitu Anda merenungkannya dan mengakui betapa nyatanya hal itu dalam hidup Anda, Anda akan memperoleh kekuatan yang Anda perlukan untuk memercayainya. Seperti orang-orang yang mendorong Anda untuk memercayai Tuhan, Anda akan menyatakan janji, kemurahan hati, dan perhatian-Nya.
Maka, tugas kita adalah menjadi seperti Elia. Kita harus terus-menerus mengingatkan orang lain bahwa “mezbah tidak boleh kosong, dan periuk minyak tidak boleh kering”. Kita harus membuang ketakutan dan kecemasan dari hati kita dan berdoa memohon rahmat iman yang tak tergoyahkan kepada-Nya. Inilah arti menjadi murid Kristus yang sejati.
Saat saya menulis ini pada Hari Pemilu, negara kita, warga negaranya, dan kemungkinan besar negara-negara lain sedang mengalami ketegangan dan kecemasan mengenai siapa yang akan terpilih sebagai presiden kita berikutnya. Kita serahkan negara tercinta kita ke tangan Tuhan dan berharap Presiden terpilih akan membawa kita menuju masa depan yang damai, adil, dan sejahtera.
** **
Pendapat, keyakinan, dan pendapat yang diungkapkan oleh penulis tidak mencerminkan pendapat Asia Magazine, manajemen, dewan redaksi, dan stafnya.
** **
Pdt. Rodel “Odey” Balagtas adalah pendeta Gereja Inkarnasi di Glendale, California.